Rabu, 26 Februari 2014

Tugas Semantik ke 3.

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEMANTIK Iis Kurnia Putri dan Eko Budi Gunawan

Judul Skripsi : ANALISIS STILISTIKA   MANTRA PENGOBATAN PADA MASYARAKAT MELAYU DESA KEBUN DURIAN KECAMATAN  GUNUNG SAHILAN

Oleh : GISGHA OCCI YANDA
NPM : 086211532

 Latar belakang :
1.      Manfaat praktis penelitian :
bermanfaat untuk guru bahasa dan sastra indonesia dalam proses belajar mengajar dan dapat dijadikan bahan informasi dalam pengajaran bahasa indonesia dan juga dapat memperluas pengetahuan penulis dalam masalah gaya bahasa dalam sastra.
2.      Manfaat teoritis penelitian :
penelitian ini dapat memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan tentang teori-teori sastra khususnya yang berkaitan dengan teori stilistika yang diterapkan pada mantra sebagai puisi. Selain itu, untuk menambah pengetahuan peneliti tentang bahasa, sastra, dan stilistika.
3.      Status penelitian :
penelitian tentang mantra, sudah pernah diteliti oleh:
1.      Roziah (2008) di FKIP UNRI dengan judul “Mantra Berladang Padi Masyarakat Melayu Desa Bantan Air Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis (Sebuah Kajian Stilistika).
2.      Citra Maya Sari dengan judul “Analisis Stilistika Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji” pada tahun (2012) di FKIP UIR.
3.      Sudirman Shomary yang beliau kupas dalam makalahnya yang berjudul “ Tunjuk Ajar Melayu Karya dan Stilistika” (2011)

Masalah :
1.       Bagaimanakah makna leksikal yang terdapat pada mantra pengobatan masyarakat melayu desa Kebun Durian kecamatan gunung sahilan?
2.      Bagaimanakah makna gramatikal yang terdapat pada mantra pengobatan pada masyarakat Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan?
3.      Apa sajakah Gaya Bahasa yang terdapat dalam mantra pengobatan pada Masyarakat Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan?

Tujuan            :
1.      Untuk mengetahui makna leksikal yang terdapat pada mantra pengobatan  pada Masyarakat Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan.
2.      Untuk mengetahui makna gramatikal yang terdapat pada Mantra pengobatan pada Masyrakat Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan.
3.      Untuk mengetahui gaya bahasa yang terdapat pada mantra Pengobatan Masyarakat Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan.

Teknik pengumpulan data :
1.      Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra manusia, yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap ( Ismawati, 2011:98).
2.      Wacana
Wacana adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara ( Ismawati, 2011;97).
3.      Rekaman
Rekaman adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat kejadian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, flim dokumenter, data yang relevan penelitian ( Sumantra, 2013: 87).
4.      Catat
Catat adalah mencatat. Fungsi dari pencacatan untuk mendapatkan mantra pengobatan secara langsung dan utuh dari dukun yang membacakan mantra.


Analisis data :
1.      Mentranskripsikan keseluruhan data dari bahasa lisan ke bahasa tulisan untuk mempermudah dalam mengolah data
2.      Data-data yang sudah ditranskripsikan, penulis transliterasikan dari bahasa daerah ke dalam bahasa indonesia.
3.      Mengklasifikasikan data-data tersebut sesuai dengan unsur-unsur stalistika yang terdapat dalam mantra pengobatan yaitu makna leksikal, makna gramatikal, dan gaya bahasa.
4.      Menganalisis data tersebut berdasarkan teori yang relevan.
5.      Menyimpulkan hasil analisis dari mantra pengobatan di Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung sahilan dalam bentuk laporan.

3 analisis sesuai masalah :
1.      Mantra ubek kalintasan ( obat keteguran)
2.      Mantra ubek ghacun ( obat racun)
3.      Mantra ubek sakik gigi ( obat sakit gigi)

Kesimpulan :     
            Setelah penulis menganalisis mantra-mantra yang digunakan pada mantra pengobatan pada desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan dengan judul Anlisis Stilistika Mantra Pengobatan Pada desa Durian Kecamatan Gunung Sahilan, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam mantra pengobatan pada desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan ini:
1.      Pada makna leksikal, mantra pengobatan di desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan terdapat nomina, verba, dan adjektiva. Contoh kata yang bermakna leksikal nomina ialah: batang, hantu, setan, obat, allah, muhammad, baginda, engkau, bisa, racun, urat, parang, daun, pucuk, guru, minyaklah, telapak, gading, angin, anak, manusia, roh, insan, tubuh, raya, dan gula. Contoh kata makna leksikal verba ialah: datang, kabul, kalam, dan bakar. Sedangkan contoh kata makna leksikal adjektiva ialah: tawar, tetaplah, tajam, sidang, mandi, manis, diam, bosan, dan rasa. Dari keseluruhan contoh – contoh kata yang bermakna leksikal tersebut terdapat dalam mantra obat keteguran, mantra obat racun, mantra obat sakit gigi, mantra obat sakit melahirkan, mantra obat tubuh, mantra obat terbakar, dan mantra obat anak suka menangis.
2.      Pada makna gramatikal, mantra pengobatan di Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan maknanya mayoritas mengarah pada penjelasan dan tujuan dari mantra pengobatan tersebut. Namun, tidak semua kata dalam tiap mantra memiliki kata yang bermakna gramatikal. Contoh kata yang bermakna gramatikal ialah terjemur, di batang, mengamit, membuat, keteguran, bergeraklah, mengeluarkan, memarang, tergenang-genang, cupu –cupu, menurunkan, memakai, menghilang, rasulullah, terbakar, menangis, dan dapatnya. Dari keseluruhan contoh-contoh kata yang bermakna gramatikal tersebut terdapat dalam mantra obat keteguran, mantra obat racun, mantra obat sakit gigi, mantra obat sakit melahirkan, mantra obat tubuh, mantra obat terbakar, dan mantra obat anak suka menangis.

3.      Gaya bahasa mantra pengobatan di Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan yakni terdapat gaya bahasa personifikasi, hiperbola, simbolik, repetisi, dan aliterasi. Contoh gaya bahasa personifikasi yang terdapat pada mantra obat sakit gigi ialah: urat parang memarang, kulit parang memarang, daun parang memarang, dan pucuk parang memarang. Mantra obat racun juga mengandung gaya bahasa personifikasi yang terdapat dalam kalimat bergeraklah engkau dan tetaplah engkau. Contoh gaya bahasa hiperbola yang terdapat pada mantra obat tubuh ialah: mandi kesumur rasulullah. Mantra obat terbakar juga mengandung gaya bahasa hiperbola yang terdapat dalam kalimat tidak akan terbakar karena abi bakar kalau tidak api neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar